Content
Makna Logo Kabupaten Mamasa
BENTUK :
Lambang Kabupaten Mamasa mempunyai dasar Perisai berbentuk setengah lingkaran yang didalamnya terdapat 12(dua belas) bagian symbol, dimana symbol tersebut menggambarkan unsure sejarah, kebudayaan, geografis/tofografis, kekayaan alam dan falsafah yang merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dari Daerah Kabupaten Mamasa.
ARTI DAN MAKNA SIMBOL-SIMBOL :
- Perisai (Unta’) melambangkan batas wilayah kabupaten mamasa
- Rantai Besi (Rante Bassi) melambangkan generasi berantai turun temurun yang kokoh kuat.
- Bintang (Bittoeng) melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan sikap Masyarakat Kabupaten Mamasa yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan Pancasila selaku Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa.
- Gunung (Tanete) melambangkan kondisi tofografis dan seluruh bagian Kabupaten Mamasa yang terdiri dalam wilayah pegunungan.
- Sawah dan Sungai (Uma dan Salu) melambangkan potensi pertanian, wisata dan pembangunan.
- Padi (Pare) berjumlah 17(tujuh beas) butir melambangkan tanggal proklamasi Kemerdekaan RI (17 Agustus 1945) dan juga melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.
- Kapas (Kapa’) berjumlah 11(sebelas) buah melambangkan tanggal pelaksanaan Sidang Paripurna DPR-RI untuk mensahkan rancangan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo menjadi Undang-undang.
- Runcingan Tiga pada dasarnya melambangkan Bulan Maret pelaksanaan Sidang Paripurna DPR-RI untuk mensahkan rancangan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo menjadi Undang-undang.
- Rumah Adat (Banua Ada’) melambangkan keunikan budaya arsitektur Rumah Adat Tradisional serta falsafah Masyarakat Mamasa.
- Kerbau Belang (Tedong Doti) pada tiang utama (penulak) bagian depan rumah adat melambangkan kekuatan dan status social masyarakat Mamasa.
- Sarung (Sambu) melambangkan keanekaragaman dan keunikan hasil karya tradisional masyarakat Mamasa.
- Dodo Ampire melambangkan kain tradisional klasik yang khusus dipakai kaum wanita pada upacara-upacara syukuran.
- Lumbung (Alang) yang di dalamnya terdapat tulisan semboyan masyarakat Kabupaten Mamasa “MESA KADA DIPOTUO PANTAN KADA DIPOMATE” melambangkan persatuan dan kesatuan dan kekeluargaan yang selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat.
- Pita (Unta’) yang didalamnya terdapat tulisan “KABUPATEN MAMASA” melambangkan seluruh masyarakat Kabupaten Mamasa bersatu dan terikat dalam satu kesatuan membangun Daerah Kabupaten Mamasa.
- Paruh Burung Enggang (Alo’) yang terdapat pada kedua ujung pita mengandung makna bahwa akan senantiasa mengingatkan kita dalam setiap langkah dan gerak maju agar tidak tersesat.
- Dua Buah Bintang Bersudut Lima yang terletak disebelah kiri dan kanan tulisan “MAMASA” melambangkan tahun 2002 (02) terbentuknya Kabupaten Mamasa, juga mengandung arti berdiri/berada dikedua bela pihak yang dalam bahasa mamasa disebut “Ma’katea’ Pattomali” yakni mensejahterakan masyarakat disatu pihak dan mendukung pemerintah dipihak lain secara serasi dan seimbang.
- Tali Besi yang melingkari perisai mengandung makna masyarakat Kabupaten Mamasa senantiasa mengikat diri dalam suatu kebersamaan dan keutuhan yang kuat untuk mempertahankan kedaulatan Wilayah Kabupaten Mamasa.